Minggu, 14 Mei 2017

Narasi Seks Dipaksa Namun Nikmat Sekali

                                              Narasi Seks Dipaksa Namun Nikmat Sekali


Jadi aq selekasnya mencari lowongan kerja di koran. Tetapi dengan ijazahku yg cuma SMP lowongan yg susai cuma PRT. Sesudah pamit serta berbekal kemauan yg menggelora aq juga menuju ke alamat satu diantara pemasang iklan yg tinggalnya di kota paling dekat dengan desaku.
Tempat tinggal itu besar serta elegan. Kutekan bel di pintu gerbang serta keluarlah seseorang perempuan 40 tahunan. Yg membuatku terperanjat, nyatanya ia wajahnya seperti artis india yg kerap kulihat di TV. Ada sinyal titik di dahinya.
“Apakah benar disini mencari pembantu rumah tangga, bu? ” tanyaku.
“Iya benar, dik”
“Saya ingin melamar, bu” sambungku. Ia menamatiku sebentar.
“Mari masuk dahulu, dik” ajaknya. -cerita seks pembanmtu-
“Nama anda siapa? Serta anda dari tempat mana, dik? ” tanyanya.
Aq juga menerangkan diriku apa yang ada, terkecuali sudah pasti pengalamanku 3 thn jadi PRT pak N.

“Baiklah, anda saya terima bekerja disini, Nis. Dengan upah 450 ribu satu bulan, namun anda mesti melakukan percobaan sepanjang 1 bln. Bila tdk ada permasalahan bakal saya gunakan selalu. Bagaimana” tuturnya.
Aq juga segera mengangguk, soalnya upah 450 ribu buat seseorang pembantu begitu tinggi menurutku.

Dahulu pak N juga aq cuma di upah 300 ribu, sudah pasti diluar ‘tips (baik berbentuk duit ataupun barang) ’ yg kuterima karna pelayan seks ku.
Kamarku dibagian belakang. Sesudah istirahat sesaat, akupun mulai menolong pekerjaan ibu tadi yg namanya nyatanya Hesti, seseorang keturunan India. Menurut dia ia tinggal di situ berbarengan suami serta 2 anak lelakinya yg buka toko konveksi.

Satu minggu bekerja di situ, saya mulai mengetahui anggota keluarganya. Suami Bu Hesti bernama Pak Ranu, serta dua anaknya lelaki Zaki serta Arga. Bila lihat mereka sepintas saya jadi ingat artis Syahrukh Khan.

Ganteng dengan badan tinggi tegap atletis dengan bulu-bulu di dadanya. Orang India memanglah populer cantik serta ganteng. Akupun makin sukai pada keluarga itu karna mereka nyatanya ramah. Bahkan juga seringkali saya diajaknya makan malam berbarengan semeja.

“Minumlah ini madu India, agar anda tidak mudah cape, ” ajak Bu Hesti disuatu acara makan malam berbarengan sembari memberiku satu gelas minuman berwarna kuning emas. Saya beberapa sangsi menerimanya. Sesaat anggota keluarga lain telah mengambil satu gelas semasing.

“Ini memanglah minuman simpanan kami, Nis. Tdk bisa terus-terusan diminum, jadi tdk baik. Dua minggu sekali cukup soalnya pengaruhnya mengagumkan.. ha.. ha.. ha..! ” Sahut Pak Ranu disambut tawa Zaki serta Arga.

“Kamu bakal rasakan khasiatnya kelak malam, Nis, ” sambung Zaki tanpa ada kuketahui tujuannya. Lagi-lagi disambut tawa mereka sembari semasing mulai minum, terkecuali Bu Hesti. Akupun pelan-pelan mencicipnya.

Ada rasa manis serta masamnya. Memanglah seperti madu, namun sesudah minum sebagian teguk saya juga rasakan tubuhku hangat jadi agak panas. Semuanya menggunakan minumannya, jadi akupun juga berbuat sekian. Baru kemudian kami makan malam.

“Tidurlah bila kau cape, Nis, ” perintah Bu Hesti sesudah kami usai bersihkan piring jam 8 malam. Tdk umumnya saya tidur sepagi itu, namun tak tahu mengapa saya terasa mataku berat serta perutku panas. Saya masuk kamar serta rebahkan diri.

Namun rasa panas di perutku nyatanya jadi menjadi-jadi serta menyebar ke semua badanku. Saya tidak tahan untuk tdk meremas toketku kurangi rasa panas itu. Lalu juga meremas-remas semua badan hingga sekitar bawah pusar serta pahaku. Ingatanku selekasnya melayang pada remasan-remasan Pak N.

Telah cukup lama saya tidak bersetubuh dengan lelaki itu, apakah saat ini badanku tengah menuntut? Kritis, fikirku, bila benar itu berlangsung. Sampai kini saya cuma lakukan jalinan sex aman dengan Pak N. Belum pernah dengan pria lain. Belum habis fikiranku berkecamuk mendadak pintu kamarku terbuka serta masuklah Pak Ranu. Cepat-cepat saya hentikan aktivitas tanganku.
“Kamu terlihat sakit, Nis? ” tanyanya sembari duduk di pinggir ranjangku.
“Eng.. eng.. tdk, pak, ” sahutku pelan. Namun Pak Ranu selekasnya tempelkan telapak tangan di dahiku.
“Benar, Nis, badanmu panas sekali. Anda mesti selekasnya diobati. Cepat telungkup, agar kupijat sebentar untuk turunkan panasmu.

Jelek-jelek begini saya pandai mijat lo.. ” perintahnya. Serta, mungkin saja karna saya terasa perlakuannya seperti ortu pada anaknya jadi saya menurut. Saya tengkurap serta sebentar lalu kurasakan pantatku dinaikinya serta punggungku mulai dipijat-pijatnya.

Tdk hanya punggung, namun tangannya juga ke arah pundak, leher, pinggang jadi berubah-geser ke kiri-kanan sampai terkadang menyenggol segi luar toketku. Saya diam saja, tetapi sesudah saya terasa pantatku juga ditekan-tekan oleh pantatnya, awalilah saya tidak tenang.

Pengalaman seksku dengan Pak N membuatku bisa rasakan pada saat pria tengah naik nafsu syahwatnya. Demikian juga Pak Ranu waktu itu. Pijatannya lebih berani. Dia mulai meremasi tetekku serta pantatnya menekanku keras-keras. Saya berontak tetapi tidak berdaya.

“Pak! Janganlah, pak! ” seruku sembari berusaha singkirkan badannya. Namun mana dapat saya melawan badan besar kekar itu. Diluar itu tak tahu mengapa saya jadi mulai turut terangsang. Diantara perlakukan Pak Ranu beberapa sepintas saya juga ingat perlakukan sex Pak N padaku. Uugghh.. aakk.. aakkuu.. jadi jadi terangsang.

Saya tidak berontak lagi saat dasterku ditariknya ke atas sampai tinggal beha serta celana dalamku. Saya ditelentangkannya dengan posisi dia tetaplah mengangkangiku. Dibukanya t-shirt yg dipakainya juga piyama tidurnya.

Serta.. hilang ingatan saya lihat benjolan besar dibalik celana dalam nya serta sejurus lalu nampaklah si tongkat penggadanya yg panjang besar sekitaran 20 cm dengan diameter 4 cm! Behaku direnggutnya kasar demikian juga celana dalamku. Badanku tidak lakukan perlawanan apa pun saat ia menggumuliku habis-habisan.

Serta.. bless segera saya disodok serta digenjotnya. Saya ingat pengalamanku dengan Pak N. Ingat bagaimana dia memerawaniku. Persis sama perlakuannya dengan Pak Ranu. Saya tidak mengerti pada saat pahaku jadi menjepit paha Pak Ranu serta.. menyongsong gejokannya dengan putaran pinggulku. Syahwatku turut terbakar!

Tak tahu berapakah lama Pak Ranu selalu menggenjotku keluar masuk naik turun sembari mulutnya mengenyut-ngenyut tetekku. Saya cuma dapat menggeleng-geleng kesenangan serta kelojotan merasai badai hempasannya hingga saya tidak tahan lagi untuk menahan orgasme. Saya merinding lantas.. Cruut.. suur.. suur.. badanku berkejat-kejat menumpahkan mani.

Pak Ranu menggasakku lebih keras, tidak perduli cairanku memperlicin jalannya. Mungkin saja nyaris tidak merasa karna besar serta panjangnya tetaplah dapat penuhi liang V-ku. Sleebb slebb jlebb jleebb.. bunyi tusukan-tusukannya.

Mungkin saja sekitaran 30 menit sudah berlalu saat saya orgasme yg ke-2 kali.. seerr.. seerr.. serr.. klenyer.. kembali saya terkejat-kejat hingga belasan kali. Sejurus lalu hentakan Pak Ranu sedemikian keras menekanku. Dalam-dalam gadanya dibenamkan di V-ku lantas pantatnya berkejut-kejut hingga belasan detik. Lantas diam tenggelam. Dia ejakulasi. Nafas kami tersengal-sengal.
“Kamu hebat, Nis, ” bisiknya sembari mencium bibirku,
“Nanti lagi, ya, ” tuturnya tidak kumengerti.
Ia bangkit, kenakan bajunya lantas keluar membiarkanku telentang telanjang di ranjang. Belum habis capeku digenjot Pak Ranu, masuklah Zaki ke kamarku.

“Permainanmu hebat banget, Nis. Saya juga ingin dong.. ” tuturnya sembari mulai melepasi bajunya hingga bugil. Saya selekasnya tutup badanku dengan selimut, namun tidak bermanfaat karna tidak lama kemudian ia telah menarik selimutku juga badanku ke pelukannya.
“Jangan, Mas Zaki, ” protesku tidak berdaya.

“Tak apa, Nis. Ayah katakan anda telah tidak perawan lagi kan? He he he.. ”
“Jangan, mas.. ” namun suaraku hilang ditelan bibirnya yg melumat ganas bibirku. Tangannya liar merayapiku sembari mendorongku kembali terjelepak di ranjang. Ciumannya menyebar menjulur dari bibir makin turun.

Ke tetekku, putingku, perut, pusar, pubis hingga pada akhirnya hingga di V-ku. Menelusup lincah masuk gua garbaku. Mengobok-obok dalamnya. Saya kembali teringat permainan Pak N. Tetapi yg ini lebih hilang ingatan lagi.

Syahwatku jadi menggelegak ikuti irama lidah Zaki. Dia memutar badan hingga kami 69, mencicilkan zakarnya ke mulutku. Hilang ingatan! Lebih panjang serta besar di banding bapaknya. Tanganku tidak dapat menggenggamnya serta mulutku tidak dapat menyimpan semuanya. Paling cuma separuh yg masuk.

1 komentar:

  1. AYO SEMUA BERMAIN DI TOGEL PELANGI JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI

    HUBUNGI KONTAK KAMI :
    BBM : D8E23B5C
    WHAT APPS : +85581569708
    LINE : togelpelangi
    WE CHAT : togelpelangi
    LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET

    SALAM JACKPOT DARI KAMI :)

    BalasHapus

Subscribe

Flickr