Sabtu, 13 Mei 2017

Saya Terpana Oleh Ibu Tiriku Sendiri

                                  Saya Terpana Oleh Ibu Tiriku Sendiri

 www.capsawins.com

Tante Iin orangnya tinggi, kulit putih mulus, pantatnya padat serta toketnya montok. Waktu menikah dengan papaku, tante Iin juga seseorang janda namun belum miliki anak. Mulai sejak nikah, Ayah jadi semangat hidup berimbas pada kerjanya yg super semangat. Sebagai entrepreneur, papaku kerap sekali keluar kota. Tinggalah aq serta ibu tiriku di rumah.

Lama lama aq jadi deket sama tante Iin yg mulai sejak berbarengan ayah aq panggil ibu Iin. Aq jadi akrab sama ibu Iin karna bila kemana saja ibu minta tolong aq temanin. Dirumahpun bila ayah tidak ada aq yg nemenin nonton TV atau nonton dvd. Aq suka sekali dimanja sama ibu tiriku ini.

1 thn telah ayah nikah sama ibu Iin namun belum ada sinyal tanda bila aq bakalan miliki adik baru. Bahkan juga ayah makin giat mencari uang serta kerap banget keluar kota. Aq serta ibu Iin makin akrab saja.

Hingga kami seperti tdk ada batasan sebagai anak tiri serta ibu tiri. Kami mulai kerap tidur disatu tempat tidur berbarengan. Ibu Iin mulai tidak risih untuk ganti baju didepanku meskipun tdk bener-bener telanjang.
Namun kadang-kadang saya sukai menangkap basah Ibu Iin lagi berpolos ria mematut didepan kaca setelah mandi. Sekian kali peristiwa saya jadi apal bila tiap-tiap habis mandi Ibu tentu masuk kamarnya dengan cuma melilitkan handuk serta sesampai dikamar handuk tentu ditanggalkan.

Sekian kali peristiwa saya buka kamar Ibu yg tidak dikunci saya kepergok Ibu Iin masih tetap dalam kondisi tanpa ada sehelai benang tengah bengong didepan cermin. Lama-lama saya sengajain saja tiap-tiap usai Ibu mandi sebagian menit lalu saya tentu pura-pura tidak berniat buka pintu serta panorama indah terhampar dimata mudaku.
Hingga satu saat, mungkin saja karna terdorong nafsu lelaki yg mulai menggeliat diusia 16 th., saya jadi bernafsu besar saat lihat Ibu tengah tiduran dikasur tanpa ada baju. Matanya terpejam sesaat tangannya menggerayg badannya sendiri sembari sedikit merintih.
Saya terpana didepan pintu yg sedikit terbuka serta nikmati panorama itu. Lama saya nikmati panorama itu. Kemaluanku berdiri tegak di balik celana pendekku. Ah, inikah tandanya bila anak lelaki tengah birahi? Batinku.

Saya terlena dengan panorama Ibu Iin yg makin hot menggeliat-geliat serta melolong. Tanpa ada sadar tanganku memegang serta memijit-mijit si otong kecil yg sejak dari tadi tegang. Mendadak saya seperti ingin pipis serta ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas kekamar mandi bersamaan Ibu Iin yg lemas tertidur.
Peristiwa seperti jadi pemandanganku sehari-hari. Lama -lama saya jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Ibu? Dari keseringan lihat panorama ini rupanya terekam diotakku bila wanita cantik itu yaitu wanita yg lebih dewasa. Wanita berusia yg cantik dimataku tampak begitu sexy serta begitu menggairahkan.

Satu siang sepulang saya dari sekolah saya segera ke kamarku. Seperti umum saya melongok ke kamar Ibu. Kulihat Ibu Iin dalam kondisi telanjang bulat tengah tertidur nyenyak. Kuberanikan untuk mendekat Mumpum perempuan cantik ini lagi tidur, batinku.
Bila sampai kini saya cuma berani lihat Ibu dari balik pintu kesempatan ini badan cantik tanpa ada baju bener-bener ada didepanku. Kupelototi semuanya lekuk liku badan Ibu. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas.

Tanpa ada kusadari, mungkin saja terdorong nafsu yg tidak dapat dibendung, kuberanikan tanganku menyeka paha Ibu Iin, pelan, pelan. Ibu diam saja, saya makin berani. Saat ini ke-2 tanganku makin nekad menggerayg badan cantik Ibu tiriku.

Kuremas-remas toket ranum serta dengan perasaan plus pengetahuan dari film BF saya melakukan tindakan selanjutnya dengan menghisap putting susu Ibu. Ibu masih tetap diam, saya semakin berani. Terispirasi film blue yg kutonton berbarengan teman -temen, saya tanggalkan semua bajuku serta si otong dengan geramnya menunjuk-nujuk. Saya tiduran selain Ibu sembari memeluk erat.
Saya sedikit sadar serta ketakutan saat Ibu tiba -tiba bergerak serta buka mata. Ibu Iin menatapku tajam.
“Ngapain Ndri? Koq anda telanjang juga? ” bertanya Ibu.
“Maaf ma, Andri khilaf, setelah nafsu simak Ibu telanjang gitu” jawabku takut-takut.

“Kamu mulai nakal ya” kata Ibu sembari tangannya memelukku erat.
“Ya telah Ibu juga ingin peluk anda, telah lama Ibu tidak dipeluk papamu. Ibu tadi kegerahan maka dari itu Ibu telanjang, e tidak taunya anda masuk” terang Ibu.
Yg tidak kusangka-sangka mendadak Ibu mencium bibirku. Dia menghisap ujung lidahku, lama serta dalam, makin dalam. Saya bereaksi. Perasaan lelaki muda terpacu. Saya mebalas ciuman Ibu tiriku yg cantik.

Semua jalan demikian saja tanpa ada direncanakan. Lidah Ibu kemuidan beralih menelusuri badanku.

“Kamu telah dewasa ya Ndri, tidak apa-apa kan anda Ibu perlakukan seperti papamu” gumam Ibu disela telusuran lidahnya.
“Punya anda juga telah besar, belom sebesar miliki papamu namun lebih keras serta tegang”, cerocos Ibu lagi.
Saya cuma diam menahan geli serta nikmat. Ibu semakin banyak aktif membimbing (atau mengajariku). Si otong lalu dijilatin Ibu. Ini bikin saya tidak tahan karna kegelian. Lantas, punyaku dikulum Ibu. Oh indah sekali rasa-rasanya. Lama saya dikerjain Ibu cantik ini seperti ini.

Ibu lalu tidur telentang, mengangkangkan kaki serta menarik badanku supaya tiduran di atas badan indahnya. Ibu lalu memegang punyaku, mengocoknya sebentar serta mengarahkan keselangkangan Ibu. Saya cuma diam saja. Merasa punyaku kelihatannya masuk ke memek Ibu namun saya tetep diam saja hingga lalu Ibu menarik pantatku serta menghimpit.
Berasa banget punyaku masuk kedalam miliki Ibu. Pergesekan itu bikin merinding. Dengan cara perasaan saya lalu lakukan gerakan maju mundur agar berlangsung lagi gesekan. Ibu juga mengoyangkan pinggulnya. Ibu yg kulihat begitu nikmati bahkan juga mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya hingga saya seperti tengah naik kuda di atas pinggul Ibu.

Mendadak Ibu berteriak kencang sembari memelukku erat-erat,
“Andri, Ibu enak Ndri” teriak Ibu.
“Ma, Andri juga enak nih ingin muncrat” serta saya merasakan sensasi yg lebih hilang ingatan dari sebatas melihat Ibu beberapa tempo hari.

Saya lemes banget, serta tersandar layu ditubuh mulus Ibu tiriku. Saya tidak tau berapakah lama, rupanya saya tertidur, Ibu juga. Saya tersadar saat Ibu mengecup bibirku serta menggeser badanku dari atas badannya.
Ibu lalu keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin saja ingin mandi. Akupun menyusul Ibu dalam kondisi telanjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe

Flickr