Rabu, 24 Mei 2017

Dukun Cabul Nikmati Badan Wanita 1/2 Baya

         Dukun Cabul Nikmati Badan Wanita 1/2 Baya


Ketrampilannya begitu tersohor, dari pelet hingga santet. Dari pengelaris hingga jabatan, dia tidak ada bandingannya. Ruangan prakteknya yang dipenuhi oleh benda-benda pusaka, serta seluruh aroma kemenyan dan sesaji untuk iblis sesembahannya menaikkan keangkeran dukun berumur 60 th. dengan jambang lebat penuhi berwajah. Pasien selanjutnya yaitu Nyonya Restuwati serta diantar oleh puterinya Lisa.

Nyonya Restuwati yaitu wanita berumur 45 th. yang begitu anggun. Dia berniat datang ke Jawa Timur terkecuali untuk menghadiri resepsi karibnya tempo hari, juga berkunjung ke Sang Dukun yang sakti mandraguna ini. Berniat dia minta antar puterinya, karna aktivitas suaminya sebagai entrepreneur yang mengharuskan lakukan perjalanan usaha ke Eropa.

Jilbab kuning yang membungkus kepalanya menaikkan kanggunan wanita berparas cantik ini. Di sebelahnya yaitu puteri sulungnya Lisa yang terdaftar sebagai mahasiswi di satu diantara perguruan tinggi swasta di Jakarta. Alami penurunan dari ibunya, Lisa yang masih tetap 18 th. ini dapat mempunyai kecantikan yg tidak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampak enjoy dengan kaos merk Zara yang ketat komplit dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.

“Silahkan duduk Nyonya Restuwati serta Dik Lisa…. ” tutur Mbah Sukmo mempersilahkan ke-2 pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet pas di depan meja praktiknya.

Mata sang dukun yang semula capek sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar 2 makhluk ini. Mulus, berdada montok, serta ah…. nyatanya bukan hanya mata sang dukun yang berbinar, penis Mbah Sukmo juga turut memberi tanda masalah santapan malam yang indah dari dua wanita cantik ini. Belum pernah dua pasiennya sembunyikan kekagetan dengan kekuatan Sang Dukun menebak beberapa nama mereka.

Mbah Sukmo kembali berujar,

“Nyonya Restuwati tak perlu cemas. Nyonya tentu mungkin saja anggota dewan th. ini…. Tidakkah demikian yang nyonya kehendaki? ”
“Be.. benar…Mbah Dukun. Bagaimana Mbah dapat tahu maksud saya? ” bertanya Nyonya Restuwati semakin kaget sekalian semakin yakin pada kesaktian sang dukun.

Nyonya Restuwati memanglah satu diantara caleg dari parpol pada pemilu th. ini. Serta di waktu ketentuan bukanlah lagi pada nomor urut, tetapi nada paling banyak, bikin sang nyonya jadi ketar-ketir.

“Hahahaha…iblis, setan serta jin tahu semuanya maksud di hati. ” tutur Mbah Sukmo bangga.
“Tapi, ini tak mudah, Nyonya…. ” katanya lagi.
“Maksud Mbah Dukun? Bagaimana langkahnya? Apa sajakah bakal saya kerjakan karenanya Mbah. ” tutur Nyonya Restuwati tak sabar.

“Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap hingga tak keluar. Mesti terdapat beberapa pengorbanan, serta sesembahan supaya itu semuanya keluar. Namun itu ada ritualnya, dapat disiasati, Nyonya tak perlu cemas. ” Kesempatan ini Mbah Sukmo mulai ngawur.

Semuanya kalimatnya berniat didesain untuk memperoleh keuntungan dari dua wanita cantik ini. “Kamu serta puterimu mesti keseluruhan ikuti ritual yang bakal saya sediakan. Mampu? ” “Sanggup, Mbah” “Dik Lisa mampu menolong Ibu? ” bertanya dukun yang tengah horny ini pada puterinya.

“Sanggup, Mbah. ” Sahut Lisa untuk sang ibu tercintanya.

Awalilah Mbah Sukmo komat-kamit sembari melempar kemenyan pada pembakarannya. Matanya mendadak melotot. Serta suaranya jadi parau.

“Kalian berdua turut saya ke ruangan sebelah…. Terlebih dulu Nyonya minum air dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah. ” Mbah Sukmo menyodorkan kendi yang memanglah disediakan spesial, dengan rerempahan yang memiliki kandungan unsur perangsang yang begitu kuat.

Kemauan kotornya telah mulai digerakkan. Di samping ruangan praktek paling utama ada gentong besar diisi bunga-bunga bermacam jenis. Serta satu dipan kayu, dan meja kecil di dekatnya. Lebih serupa kamar mandi. Mbah Sukmo menyuruh Nyonya Restuwati masuk mendekati gentong. Serta berikan perintah supaya Lisa lihat dari depan pintu ruang.

“Kita mulai dengan pembersihan semua tabir itu, Nyonya. Rapal selalu mantra ini dalam hati sembari saya mengguyur tubuh Nyonya…. Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe, Hong Silawe. ” lanjut Sukmo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe

Flickr