Minggu, 21 Mei 2017

Cerita Dewasa Melampiaskan Nafsu Seks Ke Pembantu

Cerita Dewasa Melampiaskan Nafsu Seks Ke Pembantu

 www.capsawins.com

Himpunan narasi sex paling baru, narasi dewasa, narasi panas, narasi pemerkosaan perawan, narasi seks tante, narasi ngentot, narasi seks remaja serta narasi hot abg bakal dibicarakan dengan cara komplit serta transparan. Pantengin selalu sehari-harinya karna bakal senantiasa up-date narasi seks paling baru untuk sahabat semuanya. Selamat nikmati Narasi Dewasa Melampiaskan Nafsu Sex Ke Pembantu di bawah ini.

Saya yaitu seseorang bapak dari 2 orang anak lelaki yang berumur 9 serta 4 th.. Isteriku bekerja sebagai Direktur di satu prusahaan swasta. Kehidupan tempat tinggal tanggaku serasi serta bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tak ada kendala sekalipun. Kami mempunyai seseorang pembantu, Sumiah namanya, berusia lebih kurang 23 th., belum kawin serta masih tetap lugu karna kami peroleh segera dari desanya di Jawa Timur. Berwajah umum saja, tak cantik juga tidak buruk, kulitnya bersih serta putih tertangani, tubuhnya kecil, tinggi kurang lebih 155 cm, tak gemuk namun begitu ideal dengan postur badannya, buah dadanya juga tak besar, cuma sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.

Narasi ini berlangsung pada th. 2014, bermula saat saya pulang kantor lebih kurang jam 14 : 00, tambah lebih cepat dari umumnya yang jam 19 : 00. Anakku umumnya pulang dengan ibunya jam 18 : 30, dari tempat tinggal neneknya. Seperti umumnya, saya segera ganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tidak tebal namun adem, tanpa ada celana dalam. Ketika saya keluar kamar, terlihat Sumiah tengah mempersiapkan minuman untukku, satu gelas besar es teh manis.
Ketika dia bakal memberi padaku, mendadak dia tersandung karpet di depan sofa dimana saya duduk sembari membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, serta dia terjerembab pas di pangkuanku, kepalanya mengenai keras kemaluanku yang cuma bersarung tidak tebal. Spontan saya meringis kesakitan dengan tubuh yang telah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun bersihkan gelas yang jatuh sembari memohon maaf yg tidak henti-hentinya.

Awal mulanya saya bakal geram, tetapi lihat berwajah yang lugu saya jadi kasihan, sembari saya memegangi kemaluanku saya berkata, “Sudahlah tidak pa-pa, hanya iniku jadi pegel”, sembari menunjuk kemaluanku.

“Sum mesti bagaimana Pak? ” tanyanya lugu.
Saya berdiri sembari bertukar kaos oblong, menyahut sembari iseng, “Ini harus diurut nih! ”
“Ya, Pak kelak saya urut, namun Sum bersihin ini dahulu Pak! ” jawabnya.

pembantu lugu korban sex majikan
narasi dewasa Saya segera masuk kamar, perasaanku waktu itu kaget bercampur suka, karna mendengar jawaban pembantuku yg tidak diduga-sangka. Selang beberapa saat dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang perlu Sum urut.. ” Saya segera rebah serta buka sarung tipisku, dengan kemaluanku yang masih tetap lemas menggelantung. Sum hampiri tepi tempat tidur serta duduk.

“Pake, rhemason apa balsem Pak? ” tanyanya.
“Jangan.. pakai tangan saja, nanti dapat panas! ” jawabku.
Lantas dia mencapai batang kemaluanku perlahan, sekonyong-konyong kemaluanku bergerak tegang, saat dia menggenggamnya.
“Pak, kok jadi besar? ” tanyanya kaget.

“Wah itu bengkaknya harus cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu saja agar tidak seret”, kataku sedikit tegang.
Dengan tenang berwajah mendekati kemaluanku, diludahinya ujung kemaluanku.

“Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
Lalu kuangkat pantatku, hingga ujung kemaluanku menyentuh bibirnya, “Dimasukin saja ke mulutmu, agar tidak cape ngurut, serta cepet keluar yang buat bengkak! ” perintahku seenaknya.

Perlahan-lahan dia memasukkan kemaluanku, kepalanya kutuntun naik turun, awalannya kemaluanku terkena giginya selalu, namun lama-lama mungkin saja dia punya kebiasaan dengan irama serta tusukanku. Saya terasa sangat nikmat. “Akh.. uh.. uh.. hah.. ” Kulumannya makin nikmat, saat saya ingin keluar saya katakan padanya, “Sum kelak bila saya keluar, janganlah dimuntahin ya, telan saja, karenanya obat buat kesehatan, sangat bagus buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sembari melirikku serta selalu mengulum naik turun.
Pada akhirnya kumuncratkan semuanya air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh.. ” Ketika saya menyemprotkan air maniku, dia diam tak bergerak, berwajah meringis rasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, cuma saya saja yang menuntun kepalanya supaya tetaplah tak melepas kulumannya.

Sesudah saya lemas baru dia melepas kulumannya, “Udah Pak?, apa masih tetap sakit Pak? ” tanyanya lugu, dengan muka yang memelas, bibirnya yang basah memerah, serta sedikit berkeringat. Saya tertegun melihat Sum yang demikian menggairahkan waktu itu, saya duduk menghampirinya, “Sum kamu lelah ya, apa kamu ingin tahu bila kamu diurut juga kamu dapat seger seperti Ayah saat ini! ”
“Nggak Pak, saya tidak lelah, apa bener sih Pak jika diurut seperti tadi, dapat buat seger? tanyanya makin penasaran. Saya cuma menjawab dengan anggukan serta sembari mencapai pundaknya kucium keningnya, lantas turun ke bibirnya yang basah serta merah, dia tak meronta juga tak membalas. Saya rasakan keringat dinginnya mulai keluar, saat saya mulai buka kancing pakaiannya satu persatu, sekalipun dia tak berontak sampai tinggal celana dalam serta Bh-nya saja.
Mendadak dia berkata, “Pak, Sum malu Pak, kelak jika Ibu dateng bagaimana Pak? ” tanyanya takut.

“Lho Ibu kan baru kelak jam enam, saat ini baru jam tiga, jadi kita masih tetap dapat buat seger tubuh”, jawabku penuh nafsu. Lantas semuanya kubuka tanpa ada penutup, demikian halnya saya, kemaluanku telah mulai berdiri lagi. Dia kurebahkan di pinggir tempat tidur, lantas saya berjongkok di depan dengkulnya yang masih tetap tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, tidak pa-pa kok, saya hanya ingin urut miliki kamu”, kataku memberikan keyakinan, lantas dia mulai buka pangkal pahanya, putih, bersih serta amat sedikit bulunya yang mengelilingi liang kewanitaannya, condong botak.

Dengan ketidaksabaranku, saya segera menjilat bibir luar kewanitaannya pembantu lugu korban sex majikan, tanpa ada ampun saya jilat, sesekali saya sodokkan lidahku kedalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh.. ” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Saya hisap, cuma kurang lebih 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lantas dia berteriak sembari menggeliat serta menjepit kepalaku dengan pahanya dan matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh.. ” teriakan panjang dibarengi mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang segera kujilati hingga bersih.

“Gimana Sum, enak? ” tanyaku nakal. Dia mengangguk sembari menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih tetap takut. “Nah saat ini, bila kamu telah ngerti enak, kita cobalah lagi ya, kamu tidak usah takut! ”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberi reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lantas kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, sampai dia terasa santai serta mulai memberi reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluanku telah tegang.

ngentot memek perawan pembantu ku yang seksi
ngentot memek perawan pembantu ku yang seksi
Lalu kuraba liang kewanitaannya yang nyatanya telah berlendir serta basah, peluang ini tak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku kedalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak! ”. Lantas dengan perlahan-lahan kutusukkan lagi, sempit memanglah, “Akhh.. uuf sakit Pak.. ”. Lihat berwajah yang cuma meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sembari berkata, “Ini tidak bakal lama sakitnya, kelak lebih enak dari yang tadi, sakitnya janganlah dirasain.. ” tanpa ada menanti reaksinya kutancapkan kemaluanku, walau dia meronta kesakitan, ketika kemaluanku tenggelam didalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin saja menangis) namun saya telah tak pikirkannya lagi, saya mulai mengayunkan semuanya nafsuku untuk si Sum.

Cuma sekitaran 7 menit dia tak memberi reaksi, tetapi kemudian saya rasakan denyutan didalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya serta erangan kecil dari bibirnya. Saya tahu dia bakal meraih klimaks, saat dia mulai menggoyangkan pantatnya, seakan menolong kemaluanku memompa badannya. Selang beberapa saat, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sembari mengerang, “Pak.. Pak selalu.. Pak.. Sum.. Summ.. Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh.. ” mendengar erangan seperti itu saya semakin bernafsu, kupompa dia lebih cepat serta.. “Sum.. akh.. akh.. akh.. ” kusemprotkan semuanya maniku dalam liang kewanitaannya, sembari kupandangi berwajah yang lemas. Saya lemas, dia juga lemas.
“Sum saya sangat nikmat, habis ini kamu mandi ya, selalu beresin tempat tidur ini ya! ”, suruhku di dalam kesenangan yang kurasakan.
“Ya Pak”, jawabnya singkat sembari kenakan bajunya kembali.
Saat dia ingin keluar kamar untuk mandi dia berbalik serta ajukan pertanyaan, “Pak.. jika pulang siang seperti gini telpon dahulu ya Pak, agar Sum dapat mandi dahulu, selalu dapat ngurutin Ayah lagi”, lantas ngeloyor keluar kamar, saya masih tetap tertegun dengan omongannya baru saja, sembari melihat ke sprei yang ada bercak darah perawan Sum.

Sekarang ini Sum masih tetap bekerja di rumahku, tiap-tiap 2 hari mendekati menstruasi (datang bulannya begitu teratur), saya pulang lebih awal untuk terkait dengan pembantuku, tetapi nyaris sehari-hari pada pagi hari lebih kurang jam 5, kemaluanku senantiasa dikulumnya waktu dia membersihkan di ruangan bersihkan, ketika itu isteriku serta anak-anakku belum bangun. TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe

Flickr