Cerita Dewasa Nafsu Sex Yang Terpendam
Ini yaitu pengalamanku yang beberapa kalinya bersetubuh dengan wanita 1/2 baya. Peristiwanya ketika kenaikkan kelas, saya memperoleh berlibur sebulan dari sekolah. Untuk isi saat liburanku, saya mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk liburan dikampungnya.
Disebuah desa di Jawa Barat. Tuturnya, sekalian ingin nengok istrinya. Saya tertarik omongan Mas Iwan kalau gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik serta mulus- mulus. Saya menginginkan tunjukkan omongannya. Dengan mobil utang dari ayahku, kami pergi kesana. Sesudah meniti perjalanan yang cukup jauh, pada akhirnya sekitaran jam 17. 00 WIB kami tiba di kampungnya. Tempat tinggal Mas Iwan ada cukup jauh dari tempat tinggal tetangganya. Tempat tinggalnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, memiliki bentuk memanjang.
dirumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya serta Tante Sari mertuanya. Nyatanya Mbak Irma, istri Mas Iwan, seseorang perempuan yang begitu cantik. Kulitnya putih bersih serta bodynya begitu sexy. Sedang Tante Sari tidak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Walau telah berusia empat beberapa puluh, kecantikannya belum sirna. Bodynya tidak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari tidaklah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kimpoi dengan Ayah Mbak Irma, sesudah ibu kandung Mbak Irma wafat.
Namun sesudah lima th. menikah, ayah Mbak Irma yang wafat, lantaran sakit. Jadi telah sepuluh th. Tante Sari menjanda. Sekitaran jam 20. 00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma serta Tante Sari. Sembari makan kami bercakap diselingi gelak tawa. Meskipun kami baru kenal, namun lantaran keramahan mereka kami terasanya telah lama kenal. Usai makan malam Mas Iwan serta Mbak Irma permisi ingin tidur. Mungkin saja mereka telah tidak sabar melepas keinginan yang telah lama tidak tersalurkan. Tinggal saya serta Tante Sari yang meneruskan percakapan. Tante Sari mengajakku geser ke ruangan tamu. Cocok di depan kamar Mas Iwan. Waktu itu Tante Sari cuma kenakan pakaian tidur transparan tanpa ada lengan.
Sampai samar-samar saya bisa lihat lekuk-lekuk badannya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya sampai gaunnya sedikit terungkap. Saya yang duduk di hadapannya bisa lihat paha mulusnya, menghidupkan nafsu birahiku. Penisku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja saya memelototi paha mulusnya. Bahkan juga dia makin lebar saja buka pahanya. Makin malam percakapan kami makin hangat. Tante Sari bercerita, sejak suaminya wafat, dia terasa begitu kesepian.
Serta saya makin bernafsu mendengar ceritanya, kalau untuk menyalurkan keinginan birahinya, dia lakukan masturbasi. Kata-katanya makin memancing nafsu birahiku. Saya tidak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Hingga di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku.
Kukocok-kocok sekitaran lima belas menit. Serta crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasa-rasanya. Sesudah menyelesaikan keinginanku, saya balik lagi ke ruangan tamu. Alangkah terkejutnya saya. Di sana di depan jendela kamar Mas Iwan yang tirainya sedikit terbuka kulihat Tante Sari tengah mengintip kedalam kamar, Mas Iwan yang tengah bersetubuh dengan istrinya. Nafas Tante Sari naik turun, tangannya tengah meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi sudah kutuntaskan saat ini bangkit lagi lihat panorama di depanku.
Tanpa ada memikirkan panjang, kudekap badan Tante Sari dari belakang, sampai penisku yang telah menegang melekat hangat pada pantatnya, cuma dibatasi celanaku serta gaun tidurnya.
Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia cuma melihat sepintas, lalu tersenyum padaku. Terasa memperoleh kesepakatan, saya makin berani. Kupindahkan tanganku serta kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir vaginanya. “Ohh… Don… Enakk, ” desahnya, saat kumasukkan jari-jariku kedalam lubang vaginanya yang sudah basah.
Sesudah senang memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari badannya. Lalu saya berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya serta kutarik celana dalamnya sampai lepas. Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya. Kusibakkan bibir vaginanya lantas kujulurkan lidahku serta mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sembari kuremas-remas pantatnya. Tante Sari buka ke-2 pahanya terima jilatan lidahku. Berikut vagina terindah yang pernah kurasakan. “Oohh… Don… Nik… mat, ” nada Tante Sari tertahan rasakan nikmat saat lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya.
Serta kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah. “Ohh… Don… Luarr… Biasaa… Enakk… Sedott… selalu, ” pekiknya makin keras. Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari. Nyaris tiap-tiap jengkal vaginanya kujilati tanpa ada tersisa. Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, lalu membalikkan badannya sembari memohonku berdiri. Dia mendorong badanku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku sampai lepas, jadi penisku yang telah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya. “Ohh… Luar biaassaa… Don… Besar sekali, ” serunya mengagumi akan. “Isepp… Tante, janganlah dilihat saja, ” pintaku. Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sembari melepas gaun tidurnya, dia lantas berjongkok di hadapanku. Berwajah cocok di depan selangkanganku.
Hide Original Sentences
Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya. Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus- mulus. Aku ingin buktikan omongannya. Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang. di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kimpoi dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda. Sekitar jam 20.00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari. Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa. Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal. Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur. Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan. Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan. Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu. Pas di depan kamar Mas Iwan. Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan. Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap. Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku. Penisku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya. Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya. Semakin malam obrolan kami semakin hangat. Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian. Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani. Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku. Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Sampai di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku. Kukocok-kocok sekitar lima belas menit. Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasanya. Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku. Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya. Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku. Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya. Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir vaginanya. “Ohh… Don… Enakk,” desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah. Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas. Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya. Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya. Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku. Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan. “Oohh… Don… Nik… mat,” suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya. Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah. “Ohh… Don… Luarr… Biasaa… Enakk… Sedott… terus,” pekiknya semakin keras. Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari. Hampir setiap jengkal vaginanya kujilati tanpa tersisa. Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri. Dia mendorong tubuhku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya. “Ohh… Luar biaassaa… Don… Besar sekali,” serunya kagum. “Isepp… Tante, jangan dipandang aja,” pintaku. Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku. Wajahnya pas di depan selangkanganku.
DAPATKAN BONUS DEPOSIT 10% TIAP DEPOSIT
NIKMATI JUGA PROMO BONUS LAINNYA :
* Bonus rollingan 0.5%
* Referal 15% (SEUMUR HIDUP)
* Bonus Mingguan Free chip
Untuk Lebih Jelas? Silahkan chat langsung dengan CS Kami Sekarang ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar