Senin, 13 Maret 2017

Narasi Seks Bercinta Dengan Mahasiswi Bisexsual

Narasi Seks Bercinta Dengan Mahasiswi Bisexsual

Saya yaitu mahasiswi disebuah kampus swasta di kota “S”, nama initialku Rus, serta saya pernah kirim narasi “Rahasiaku” pada website ini. Semula saya alami Making Love dengan seseorang wanita yang merubah tujuan seksualku jadi seseorang biseksual, saya alami percintaan sesama type saat usiaku 20 th. dengan seseorang wanita berumur 45 th., tak tahu kenapa semua berlangsung demikian saja berlangsung mungkin saja ada dorongan libidoku yang turut mendukung semuanya serta semuanya sudah kuceritakan dalam “Rahasiaku. ” 



Narasi Seks Bercinta Dengan Mahasiswi Bisexsual

Wanita itu yaitu Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seseorang pedagang yang kerap keluar kota. Serta akibatnya karena pengalaman bercinta dengannya saya memperoleh service istimewa dari Ibu Kos-ku, namun saya tidak menginginkan jadi lesbian sejati, hingga saya kerap menampik apabila di ajak bercinta dengannya, meskipun Tante Maria kerap merayuku namun saya bisa menampiknya lewat cara yang halus, dengan argumen ada
laporan yang perlu kukumpulkan besok, atau ada test keesokan hari hingga saya mesti konsentrasi belajar, awal mulanya saya ada kemauan untuk geser kos namun Tante Maria memohon supaya saya tak geser kos dengan prasyarat saya tak diganggu lagi olehnya, serta ia juga sepakat. Hingga meskipun saya pernah bercinta dengannya
seperti seseorang suami istri namun saya tidak menginginkan jatuh cinta padanya, terkadang saya kasihan padanya apabila ia begitu memerlukanku namun saya mesti seakan tak memperdulikannya. Terkadang saya heran dengan juga sikapnya saat suaminya pulang kerumah mereka seolah tak akur, hingga mereka ada pada kamar yang terpisah.
Sampai satu hari saat saya pulang malam hari sesudah melihat bioskop dengan rekan priaku, saat itu jam telah tunjukkan jam 1/2 sebelas malam, lantaran saya memiliki kunci sendiri jadi saya buka pintu depan, situasi sangat sepi lampu depan telah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
Hmm.. ia telah datang, gumamku, saya segera menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. saya bersihkan wajahku serta bertukar baju dengan pakaian piyamaku, lantas saya menuju ke pembaringan, mendadak terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar samping. Saya jadi penasaran lantaran nada itu pernah membuatku takut, kucoba membulatkan tekad untuk mengintip kamar samping lantaran kebetulan ada celah hawa pada kamarku dengan kamar pramugari itu, meskipun ditutup triplek saya berusaha untuk melobanginya, kuambil meja supaya saya bisa mencapai lubang hawa yang tertutup triplek itu.
Lantas pelan pelan kutusukan gunting tajam supaya triplek itu berlobang, begitu terkejutnya saya saat kulihat panorama di kamar sebelahku. Saya lihat Tante Maria menindih seseorang wanita yang terlihat lebih tinggi, berkulit putih, serta memiliki rambut panjang, mereka berdua dalam kondisi bugil, lampu kamarnya tak dipadamkan hingga saya bisa lihat terang Tante Maria tengah berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin saja pramugari itu. Saat Tante Maria menciumi lehernya, saya bisa lihat muka pramugari itu,
Serta ia begitu cantik berwajah bersih serta memiliki ciri khas seseorang keturunan ningrat. Nyatanya pramugari itu juga terserang rayuan Tante Maria, ia benar-benar sangat mahir bikin wanita takluk padanya, dengan begitu hati-hati Tante Maria menjilati leher serta turun selalu ke bawah. Bibir pramugari itu menganga serta keluarkan desahan-desahan birahi yang khas, berwajah memerah serta matanya tertutup sayu nikmati kebuasan Tante Maria nikmati badannya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sesaat bibirnya menggigit kecil puting payudara sampingnya.
Jantungku berdetak begitu kencang sekali nikmati adegan itu, belum pernah saya lihat adegan lesbianisme dengan cara segera, meskipun saya pernah merasakannya. Serta ini bikin libidiku naik tinggi sekali, saya tidak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lantas saya turun dari meja tempat saya berdasar, walaupun saya masihlah menginginkan melihat adegan mereka berdua.
Dadaku masihlah bergemuru. Tak tahu kenapa saya juga menginginkan alami seperti yang mereka kerjakan. Kupegangi liang vaginaku, serta kuraba klitorisku, bersamaan erangan-erangan dari kamar samping saya bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku serta tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku serta saya memikirkan juga muka cantik pramugari itu menciumiku, serta tidak merasa cairan membasahi tanganku, meskipun saya belum orgasme namun mendadak semuanya gelap serta saat kubuka mataku, matahari pagi telah bercahaya begitu jelas.


Saya mandi bersihkan diriku, lantaran tadi malam saya tak pernah bersihkan diriku. Saya keluar kamar serta kulihat mereka berdua tengah bercanda di sofa. Saat saya datang mereka berdua diam seakan kaget dengan kehadiranku. Tante Maria mengenalkan pramugari itu kepadaku,
“Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu. ”
Kusorongkan tangan padanya untuk berjabat tangan serta ia membalasnya,
“Hai, cantik namaku Vera, namamu saya sudah mengetahui dari Ibu Kos, mudah-mudahan kita bisa jadi rekan yang baik. Kulihat cahaya matanya begitu agresif kepadaku, berwajah benar-benar sangat cantik, membuatku kagum sekalian iri padanya, ia memanglah prima. Saya menjawab dengan ketertarikan juga,
“Hai, Kak, anda juga cantik sekali, baru pulang tadi malam. ”
Serta ia mengangguk kepala saja, saya tidak tahu apa lagi yang dikisahkan Tante Maria padanya mengenai diriku, namun saya tidak perduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan telah ada semuanya masakan yang disajikan oleh Tante Maria, kami bertiga makan berbarengan. Kurasakan ia kerap melirikku meskipun saya juga sesekali meliriknya, tak tahu kenapa dadaku bergetar saat tatapanku beradu dengan tatapannya.
Mendadak Tante Maria memecahkan kesunyian,
“Hari ini Tante mesti menjenguk saudara Tante yang sakit, apabila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke tempat tinggal Tante Diana. ”
Kami berdua mengangguk sinyal tahu, serta selang sebagian menit lalu Tante Maria pergi menuju tempat tinggal saudaranya. Serta tinggallah saya serta Vera sang pramugari itu, untuk mengawali perbincangan saya ajukan pertanyaan padanya,
“Kak Vera, rupanya telah kos lama di sini. ”
Serta Vera juga menjawab, “Yah, belum sangat lama, baru satu tahun, namun saya kerap melancong, asalku sendiri dari kota “Y”, saya kos di sini cuma untuk beristirahat apabila perusahaan mengharuskan saya untuk menanti shift di sini. ”
Saya mencermati style bicaranya yang lemah lembut memberikan ciri khas daerahnya, badannya tinggi semampai. Dari pembicaraan kami, kutahu ia baru berusia 26 th.. Mendadak ia bertanya hubunganku dengan Tante Maria. Saya pernah kaget namun kucoba menentramkan diriku kalau Tante Maria begitu baik kepadaku. Namun rasa kagetku tak berhenti disitu saja, lantaran Vera mengaku hubungan dengan Tante Maria telah adalah jalinan percintaan.
Saya pura-pura kaget,
“Bagaimana mungkin saja kakak bercinta dengannya, apakah kakak seseorang lesbian, ” kataku.
Vera menjawab, “Entahlah, saya tidak pernah sukses dengan sebagian pria, saya kerap dikhianati pria, untung saya berupaya kuat, serta saat kos di sini saya bisa rasakan kenyamanan dengan Tante Maria, meskipun Tante Maria bukanlah yang pertama bagiku, lantaran saya pertama kalinya bercinta dengan wanita yakni dengan seniorku. ”
Saat ini saya baru tahu rahasianya, namun kenapa ia ingin mengungkapkan rahasianya kepadaku saya masihlah belum tahu, hingga saya coba ajukan pertanyaan padanya,
“Mengapa kakak mengungkapkan rahasia kakak kepadaku. ”
Serta Vera menjawab, “Karena saya memercayaimu, saya menginginkan kau kian lebih seseorang teman dekat. ”
Saya sedikit kaget meskipun saya tahu isyarat itu, saya tahu ia menginginkan tidur denganku, namun dengan Vera begitu tidak sama lantaran saya juga menginginkan tidur dengannya. Saya tertunduk serta memikirkan untuk menjawabnya, namun mendadak tangan kanannya telah menyentuh daguku.
Ia tersenyum begitu manis sekali, saya membalas senyumannya. Lantas bibirnya mendekat ke bibirku serta saya menanti waktu bibirnya menyentuhku, demikian bibirnya menyentuh bibirku saya rasakan hangat serta basah, saya membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sesaat bibirku juga rasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya masuk rongga mulutku serta kami seperti sama-sama mengonsumsi keduanya. Sesaat saya konsentrasi pada pagutan bibirku, kurasakan tangannya buka paksabaju kaosku, bahkan juga ia merobek pakaian kaosku. Walaupun terperanjat namun kubiarkan ia lakukan semua, serta saya membalasnya kubuka pakaian dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar lantaran dasternya yang kubuka mesti di buka melalui berwajah.
Kulihat Bra hitamnya menyokong payudaranya yang lumayan besar, nyaris seukuran denganku namun payudaranya semakin besar. Saat ia mendongakkan kepalanya tanpa ada menanti, saya cium leher jenjangnya yang sexy, sesaat tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Saya begitu bernafsu waktu itu saya menginginkan juga rasakan ke-2 puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya serta tersembul putingnya merah muda terlihat menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang fresh itu. Kudengar ia melenguh
kencang seperti seekor sapi, namun lenguhan itu begitu indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk badannya, baru kurasakan sekarang ini seperti seseorang pria, serta saya mulai tidak bisa menahan diriku lantas kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semuanya sisi badannya, kulepas celana dalamnya serta lidahku mulai memerankannya seperti yang di ajarkan Tante Maria kepadaku. Tak tahu lantaran nafsuku yang menggebu hingga saya tak jijik untuk menjilati semuanya sisi analnya. Sesaat badan Vera menegang serta Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kemampuan dasyat yang melingkupinya.
Saat tengah asik kurasakan badan Vera, mendadak pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, serta Tante Maria telah berdiri di depan pintu. Saya agak kaget namun matanya terbelalak lihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya serta tanpa ada basa-basi ia buka semuanya pakaian yang dipakainya, lantas hampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lantas dijilatinya leher Vera dengan cara membabi buta, serta tanggannya yang satu coba meraihku. Saya tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku padanya, mendadak berwajah berpindah ke wajahku serta bibirnya menciumi bibirku. saya membalasnya, serta Vera coba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Saya betul-betul rasakan sensasi yang mengagumkan kami bercinta bertiga. Untung saat itu hujan mulai datang hingga lingkungan mulai beralih jadi dingin, serta kondisi mulai temaram. Vera saat ini melampiaskan nafsunya menjarah serta nikmati badanku, sesaat saya berciuman dengan Tante Maria. Vera mengisap klitorisku, saya tidak tahu perasaan apa ketika itu. Sesudah mulut Tante Maria meluncur ke leherku saya berteriak keras seolah tidak perduli ada yang mendengar suaraku. Saya begitu tergetar dengan cara jiwa serta raga oleh kesenangan sensasi waktu itu.
Saat ini giliranku yang dibaringkan di sofa, serta Vera masihlah meng-oral klitorisku, sesaat Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan umur, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni badanku. Lidah Vera menjelejah pahaku serta lidah Tante Maria mulai menjelajah sisi sensitifku. Pahaku di buka lebar oleh Vera, sesaat Tante Maria mengulangi apa yang sudah dikerjakan Vera tadi, serta saat ini Vera berdiri serta kulihat ia nikmati badan Tante Maria.
Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, serta Vera menelusuri badan Tante Maria. Namun lalu ia menatapku serta dalam kondisi 1/2 terbuai oleh kesenangan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku serta saya membalasnya juga, sampai tidak merasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Saya begitu capek sekali dikeroyok oleh mereka berdua, hingga saya mulai pasif. Namun mereka
Masihlah begitu agresif sekali, seperti tak kehilangan akal Vera mengangkatku serta mendudukan badanku di ke-2 pahanya, saya cuma pasrah. Sesaat dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, serta Vera dalam posisi bertemu denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, serta mengulum payudaraku. Sesaat tangan mereka berdua menggerayangi semua badanku, sedang tanganku kulingkarkan kebelakang untuk mencapai rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk serta semua punggungku.
Tak tahu berapakah banyak rintihan serta erangan yang keluar dari mulutku, namun seolah mereka semakin buas melahap diriku. Pada akhirnya saya menyerah kalah saya tidak kuat lagi menahan semuanya saya jatuh tertidur, namun sebelumnya saya jatuh tertidur kudengar lirih mereka masihlah sama-sama menghamburkan gairahnya. Waktu saya terbangun yaitu saat kudengar dentang bel jam berbunyi 2 x, nyatanya telah jam dua malam hari. Masihlah kurasakan dinginnya lantai serta hangatnya ke-2 badan wanita yang tertidur disampingku. Saya berusaha untuk duduk, kulihat seputarku begitu gelap lantaran tak ada yang menyalakan lampu, serta kucoba berdiri untuk menyalakan semuanya lampu. Kulihat pakaian berantakan dimana-mana, serta badan telanjang dua wanita masihlah terbuai lemas serta tidak berdaya. Kuambilkan selimut buat mereka berdua serta saya sendiri meneruskan tidurku di lantai berbarengan mereka. Kulihat muka cantik Vera, serta muka anggun Tante Maria, serta saya peluk mereka berdua sampai cahaya matahari datang menyelusup di kamar itu.
Pagi datang serta saya mesti kembali pergi kuliah, namun saat mandi seorang mengetuk pintu kamar mandi serta saat kubuka nyatanya Vera serta Tante Maria. Mereka masuk serta didalam kamar mandi kami lakukan lagi pesta sex ala lesbi. Saat ini Vera yang jadikan pusat eksplotasi, seperti umumnya Tante Maria mengerjakan dari belakang serta saya mengerjakan Vera dari depan. Semuanya dikerjakan dalam posisi berdiri. Badan Vera yang tinggi semampai bikin saya tidak lama-lama untuk berciuman dengannya saya lebih fokus untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sesaat tangan Tante Maria membelai-belai daerah peka Vera. Serta tanganku nikmati lekuk badan Vera yang benar-benar sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memanglah memiliki ukuran besar, hingga kami bertiga bebas untuk berguling, serta lakukan semuanya kenikmatan yang menginginkan kami rengkuh. Sampai pada hari itu saya betul-betul membolos masuk kuliah.
Hari-hari berlalu serta kami bertiga lakukan dengan cara bertukar-ganti. Saat Vera belum bertugas saya semakin banyak bercinta dengan Vera, namun sesudah satu minggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan bakal dia. Mungkin saja saya telah jatuh cinta dengan Vera, serta ia juga terasa demikian. Malam sebelumnya Vera bertugas saya serta Vera menyewa kamar hotel berbintang serta kami melampiaskan perasaan kami serta betul-betul tanpa ada nafsu. Saya serta Vera sudah jadi kekasih sesama type. Malam itu seperti malam pertama bagiku serta untuk Vera, tidak ada masalah dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar bakal kasih sayang, serta sesudah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.
Tak tahu kenapa kepergiannya ke bandara pernah membuatku menitikan air mata, serta mungkin saja saya sudah jadi lesbian. Lantaran Vera bikin hatiku dipenuhi kerinduan bakal dianya, serta saya masihlah menanti Vera di kos Tante Maria. Meskipun saya senantiasa menampik untuk bercinta dengan Tante Maria, namun waktu pembayaran kos, Tante Maria tidak menginginkan dibayar dengan duit namun dengan kehangatan badanku di ranjang. Hingga tiap-tiap sebulan sekali saya melayaninya dengan suka hati meskipun saat ini saya mulai melirik wanita yang lain, serta untuk pengalamanku setelah itu kuceritakan dalam peluang yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe

Flickr